Waspadai Kondisi Apapun pada Ayam Petelur
Deteksi dini penurunan produksj telur berarti memantau kondisi ayam dan produksmnya, terutama baik tidaknya produksi ayam, sejak dan masa grower atau masa pertumbuhan. Bilamana pada masa
grower kondisinya bagus, produksl telur tidak akan bermasalah. Ketika kondisi ayam pada masa itu semua standar, seperti keseragaman berat badan standar baik niscaya produksi juga akan baik. Faktor yang mempengaruhi produksi telur adalah manajemen pakan,
program, bibit.
Kesehatan Bibit
Kualitas DOC (Day Old Chicken, anak ayam umur sehari) sangat
berpengaruh pada performa ayam dan produksi, apakah itu BM
(bibit muda) atau BTT (bibit terlalu tua). Demikian juga bibit yang
dibeli sembarangan. Karena mahalnya harga bibit bermerek,
kadangkala peternak mau membeli bibit polos yang kurang
termonitor kualitasnya. Setelah bibit dibeli dan masuk peternakan,
peternak harus melakukan manajemen yang super. Manajemen ini
dapat dimulai dari brooding, di mana pemanasan yang bagus sangat
menentukan performa anak ayam.
Masalah akan semakin bertambah bilamana DOC sulit diperoleh, sehingga peternak terpaksa membeli DOC secara sembarangan. Contoh di lapangan, ketika DOC sulit, hampir di semua peternakan, kebanyakan dan pihak breeder (peternakan pembibitan)
mau mendatangkan bibit dari manapun. Akibatnya menyerbu
bibit seperti migrasi. Dari mana pun datangnya bibit itu, pada jadwal
masuk (check in) di Kediri dan Blitar Jawa Timur (berdasar pengalaman), pernah DOC sejumlah 27.000 ekor masuk, namun kemudian
banyak yang mati hingga hanya tersisa 8000 ekor.
Munculnya Penyakit
Apa pun kemungkinan yang dapat terjadi, kita harus memperbaiki pemeliharaan ayam sejak masa grower. Sukses tidaknya masa
grower akan berpengaruh pada masa selanjutnya dan terutama masa produksi. Penanganan itu harus dilakukan secara cermat dan tepat. Meskipun ada sedikit masalah dalam penanganan ini akan
membuatnya tidak maksimal.
Langkah-Iangkah supaya keseragaman ternak bagus dapat dilakukan dengan menyeleksi ternak hingga mencapai 100 persen dan populasi. Seharusnya peternak menimbang ayam ternaknya setiap saat. Namun hal ini hampir tidak mungkin. Oleh karena itu, jika tidak dapat melakukan penimbangan secara rutin, peternak dapat memberikan penggolongan-penggolongan berdasar waktu.
Selanjutnya, sewaktu-waktu ternak dapat terjangkiti penyakit yang tidak terdeteksi oleh peternak. Akibat terjangkit oleh penyakit ini mungkin ayam tidak mati, tapi produksinya jatuh. Misalnya, ayam terserang AI (Avion influenza) sub klinis, peternak dan petugas kesehatan mendiagnosisnya sebagai penyakit AI, padahal ini belum jelas. Yang perlu diketahui, diagnosis banding untuk AI ini banyak jenisnya, misalnya malaria atau ND.
Belajar dan pengalaman ini, berarti kualitas DOC sampai masa pullet harus terus dijaga dan segala kemungkinan kondisi. Misalnya, terhadap serangan penyakit viral. Pada masa grower, kondisi ayam menunjukkan baik, namun saat masuk masa produksi, terkena wabah penyakit. Masuknya penyakit viral ini pun dapat ditangani dengan berbagai perlakuan, meskipun penyakit ini tidak bisa sembuh.
Saat kasus individual yang disebabkan bakteri menyerang ayam, kesehatan ayam bisa kembali dengan cara diobati. Namun kalau penyebabnya virus, meski ternaksudah sembuh dan penyakit, virus tersebut akan tetap hidup dalam tubuh ternak sehingga belum tentu bersih dan virus. Hal inilah yang menyebabkan penyakit viral tidak bisa diobati. Contohnya ayam kena tetelo (ND) tetap bisa hidup meski kepala meluntir seumur hidup.
Kondisi Masa Pullet dan Produksi
Kondisi-kondisi seperti di atas mesti diperhatikan sejak awal pemeliharaan ayam. Dimulai dan masa grower yang dimulai dari awal bibit ayam masuk kandang. Perhatian sebaiknya terusme nerus diberikan sampai ayam berumur delapan minggu (sebelum 16 minggu) waktu masuk masa pullet. Mulai dari DOC sampai masa pullet, kondisi ayam harus baik.
Setelah itu pun masalahnya harus baik. Semua akan berdampak pada kondisi produksi telur. Kondisi ayam pada masa pullet akan menentukan produksi ayam. Namun hal ini pun tidak mutlak. Artinya peternak perlu menerapkan langkah-langkah pemeliharaan yang disiplin dan tepat.
Langkah-Iangkah supaya keseragaman ternak bagus dapat dilakukan dengan menyeleksi ternak hingga mencapai 100 persen dan populasi. Seharusnya peternak menimbang ayam ternaknya setiap saat. Namun hal ini hampir tidak mungkin. Oleh karena itu, jika tidak dapat melakukan penimbangan secara rutin, peternak dapat memberikan penggolongan-penggolongan berdasar waktu.
Selanjutnya, sewaktu-waktu ternak dapat terjangkiti penyakit yang tidak terdeteksi oleh peternak. Akibat terjangkit oleh penyakit ini mungkin ayam tidak mati, tapi produksinya jatuh. Misalnya, ayam terserang AI (Avion influenza) sub klinis, peternak dan petugas kesehatan mendiagnosisnya sebagai penyakit AI, padahal ini belum jelas. Yang perlu diketahui, diagnosis banding untuk AI ini banyak jenisnya, misalnya malaria atau ND.
Belajar dan pengalaman ini, berarti kualitas DOC sampai masa pullet harus terus dijaga dan segala kemungkinan kondisi. Misalnya, terhadap serangan penyakit viral. Pada masa grower, kondisi ayam menunjukkan baik, namun saat masuk masa produksi, terkena wabah penyakit. Masuknya penyakit viral ini pun dapat ditangani dengan berbagai perlakuan, meskipun penyakit ini tidak bisa sembuh.
Saat kasus individual yang disebabkan bakteri menyerang ayam, kesehatan ayam bisa kembali dengan cara diobati. Namun kalau penyebabnya virus, meski ternaksudah sembuh dan penyakit, virus tersebut akan tetap hidup dalam tubuh ternak sehingga belum tentu bersih dan virus. Hal inilah yang menyebabkan penyakit viral tidak bisa diobati. Contohnya ayam kena tetelo (ND) tetap bisa hidup meski kepala meluntir seumur hidup.
Kondisi Masa Pullet dan Produksi
Kondisi-kondisi seperti di atas mesti diperhatikan sejak awal pemeliharaan ayam. Dimulai dan masa grower yang dimulai dari awal bibit ayam masuk kandang. Perhatian sebaiknya terusme nerus diberikan sampai ayam berumur delapan minggu (sebelum 16 minggu) waktu masuk masa pullet. Mulai dari DOC sampai masa pullet, kondisi ayam harus baik.
Setelah itu pun masalahnya harus baik. Semua akan berdampak pada kondisi produksi telur. Kondisi ayam pada masa pullet akan menentukan produksi ayam. Namun hal ini pun tidak mutlak. Artinya peternak perlu menerapkan langkah-langkah pemeliharaan yang disiplin dan tepat.