Telur Tetas Burung Puyuh

Kadang kala penetasan telur burung mengalami kegagalan. Hal itu mungkin bukan karena kesalahan pada mesin tetas atau penanganannya, tetapi karena kualitas telur yang kurang baik. 
  1. Tidak menetas karena tanpa benih sama sekali, kosong, tidak dibuahi. Hal ini mungkin terjadi karena rasio pejantan dan betina kurang tepat atau kesehatan pejantan kurang fit. Bisa juga karena kaki pejantannya cacat atau sedang sakit. 
  2. Embrio mati pada 5—7 han pertama atau di pertengahan masa pengeraman. Hal ini dapat dilihat dengan meneropong telurnya (candling). 
  3. Embrio mati pada masa pertengahan atau menjelang han penetasan (disebut bantat). 
  4. Anak burung puyuh tidak berhasil keluar dan kerabang telur. 
  5. Telur menetas dan anak burung dapat keluar dan kerabang tetapi kondisinya lemah dan cacat. Semua kejadian di atas disebabkan oleh defisiensi vitamin dan mineral pada induk burung puyuh betina. 

Daya tetas rendah disebabkan oleh berbagai faktor benikut: 

  1. Burung puyuh jantan dan betina dalam keadaan tidak sehat, mengidap penyakit Pullorum (berak putih) yang kemudian menular ke telurnya. 
  2. Burung puyuh jantan dan betina berasal dan induk yang sama sehingga terjadi inbreed. 
  3. Burung puyuh betina masih muda, kurang dan 5 minggu umurnya. Sebaiknya jangan menggunakan indukan yang demikian sebagai bibit. Baru sesudah umurnya lebih dan 5 minggu, burung puyuh betina itu dapat dipakai sebagai induk.
  4. Rasio perbandingan jantan dan betina kurang tepat dan tidak seimbang. Jaga tidak melebihi 1 jantan dengan 6 betina. 
  5. Tata laksana kandang kurang tepat, kurang ventilasi, pengap, lembab, dan panas. 
  6. Telur tetas sudah kadaluwarsa karena terlalu ama disimpan. 
  7. Tempat penyimpanan telur terlalu panas dan kering sehingga terjadi dehidrasi, ditandai dengan melebarnya rongga udara di dalam telur tersebut. 
  8. Telur tetas tercemar penyakit tertentu sewaktu disimpan, misalnya terkena kotoran burung yang sakit. 
  9. Telur tetas terkena air hingga basah, terkena tempias air hujan sewaktu disimpan, atau karena kotor dan kemudian dibersihkan dengan air tenlebih dahulu.
  10. Pakan untuk pejantan dan betina indukan tidak memenuhi standar pakan khusus untuk pembibitan (terutama kebutuhan ekstra vitamin dan mineral tertentu).