Prospek Bisnis Sapi Potong
Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih
terbuka. Hal ini disebabkan oleh permintaan
daging sapi dan tahun ke tahun terus meningkat.
Peningkatan ini sejalan dengan kesadaran akan
kebutuhan gizi masyarakat terutama daging
sapi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
permintaan daging sapi hĂngga saat ini semakin
meningkat.
![]() |
Sapi potong |
permintaan daging sapi yang terus meningkat hingga saat ini
sayangnya tidak dibarengi dengan suplai daging sapi. Pihak
produsen atau peternak semakin kewalahan dalam menyuplai dagin
sapi di pasaran. Alasannya peternak kesulitan untuk mendapatkan
areal untuk penyediaan hijauan yang memadai dan beberapa unsur
pakan penguat masih merupakan saingan manusia. Di samping itu,
tidak sedikit lokasi pelemakan yang letaknya dekat pemukiman pada
penduduk sehingga saat muncul rencana pengembangan, peternak
sulit melaksanakan. Adanya kendala tersebut menyebabkan upaya
pengembangan ke arah peningkatan populasi ternak sapi potong
di Indonesia menjadi lambat. Akibatnya jumlah ternak sapi potong
selama ini masih rendah sehingga untuk memenuhi kekurangan
permintaan daging sapi di pasaran, pemerintah terpaksa melakukan
impor daging.
Kebutuhan daging sapi pada tahun 2015 sebanyak
640.000 ton. jumlah ini meningkat 8,5% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang hanya 590.000 ton. Kenaikan kebutuhan
daging sapi tersebut harus
juga diimbangi dengan
populasi sapi siap potong.
Populasi sapi potong tahun
2014 yang ditujukan untuk
memenuhi konsumsi daging
mencapai 3,1 juta ekor
dan tahun 2015 mencapai
3,4 juta ekor.
Sayangnya, kenaikan kebutuhan daging sapi tersebut tidak dibarengi dengan populasi sapi potong didalam negeri. Akibatnya, didatangkan dengan cara impor. Sapi lokal siap potong hanya 2,3 juta ekor: Tambahan pasokan sapi yang harus didatangkan dari import mencapai 1,1 juta ekor dengan persentasi 40% berupa daging beku dan 60% berupa sapi hidup.
Jika ditinjau dan segi konsumsi perkapita per tahun konsumsi
daging sapi meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Pada tahun 2014, konsumsi daging sapi mencapai
2,36 kg/kapital tahun sedangkan pada tahun 20 I S mencapai
2,56 kg/kapita/tahun. Dengan melihat data, tentu saja Hal ini bisa
menjadi peluang bisnis untuk para peternak sapi potong agar lebih meningkatkan produksi sapinya. Bahkan, kenaikan permintaan
daging sapi ini membuat jumlah para peternak sapi potong semakin
bertambah.
Berdasarkan data populasi sapi potong, tahun 2012 sebanyak 15.980.696 ekor dan yang dipotong 1.421.3 I 9 ekor. Sementara ¡tu,
pada tahun 2014 populasi sapi potong sebanyak 14.726.875 ekor
dan yang dipotong sebanyak 1.362.983 ekor. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlab populasi dan yang dipotong di tahun 2012 dan 2014
selisihnya sangat rendah. Artinya jumlah perkembangan produk
sapi potong masih belum mampu menyediakan konsumsi daging di
pasaran, seperti yang diharapkan para konsumen yang melaju lebih
cepat, yang terjadi justru penurunan persediaan konsumsi daging,
berhubung dengan semakin bertambahnya penduduk berarti
bertambah pula konsumsi daging.