Peluang Pembibitan Kambing yang Masih Terbuka Lebar
Saat ini, Indonesia masih mengimpor daging sapi untuk memenuhi
kebutuhan penduduknya akan daging yang terus meningkat. Bahkan,
angka impor daging sapi dikabarkan meningkat 20% tiap tahunnya
dan di iringi dengan peningkatan harga. Pada bulan November
2013, harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp 100.000,00 per kg.
Tidak jauh berbeda, permintaan daging kambing di Indonesia pun
mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi tidak sebanding
dengan bertambahnya permintaan.
Saat ini, kebutuhan tersebut masih
tercukupi oleh produksi dalam negeri. Namun, produksi kambing
nasional hanya meningkat 3% per tahunnya, sedangkan permintaan
daging kambing meningkat 6% per tahun. Jika tidak ada usaha
peningkatan populasi kambing yang lebih tinggi, kebutuhan daging
kambing tidak akan terpenuhi. Bukan hal yang mustahil bahwa di masa
mendatang Indonesia juga akan mengimpor daging kambing.
Misalnya permintaan kambing kurban yang setiap tahun meningkat
sejalan dengan meningkatnya kesadaran beragama. Kebutuhan kambing
kurban pada tahun 2013 naik 10 - 15% dari 2012 dengan peningkatan
harga per ekornya rata-rata Rp400.000,00 - Rp500.000,00. Demikian
pula permintaan kambing untuk akikah terus meningkat. Di Indonesia,
ada 3,5 juta kelahiran bayi dalam setahun. Jika separuhnya berakikah,
permintaan kambing hampir mencapai 2 juta ekor per tahun untuk
keperluan akikah saja. Selain itu, kebutuhan daging akan semakin
meningkat dengan adanya acara hajatan, seperti perkawinan dan
sunatan. Belum lagi kedai yang menjual satai kambing.
Tidak hanya pasar domestik, potensi pasar kambing di luar negeri
pun terbuka lebar, seperti Arab Saudi dan Malaysia. Peluang yang
sudah ada di depan mata akan terbuang jika produksinya masih rendah.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, peluang usaha ternak
kambing, terutama pembibitan, masih sangat terbuka luas.