Bisnis Perungasan Di Sentral Peternakan Ayam Petelur

Selama penduduk masih berkembang, pertumbuhan peternakan unggas akan bagus pula. Hal ini tentunya juga harus didukung oleh harga protein unggas yang lebih murah daripada harga protein hewan besar. Industri perunggasan juga dapat menghasilkan keuntungan tersendiri karena banyaknya konsumsi masyarakat. Harga unggas yang lebih murah dibandingkan jenis hewan konsumsi lainnya ¡ni dikarenakan bahan bakunya yang lebih murah dan pertumbu hannya yang lebih cepat. Oleh karena itu, banyak yang optimis harga perunggasan akan semakin bagus dari bisnisnya akan semakin berkembang. Hal ini memang berfluktuasi, tapi dalam pasar masih terus menguntungkan.


Lantaran potensi bisnis di dunia perunggasan yang secara umum hampir tak mengenal rugi, tak mengherankan kalau sampai saat ini sentra peternakan ayam petelur di Jawa Timur masih bertahan. Di Jawa Timur sentra peternakan ayam petelur ada di Blitar. Populasi ayam di Blitar mencapai 70 persen dengan rata-rata populasi tiap peternakan besar 20.000 - 30.000 ekor bahkan 100.00 - 200.000 ekor. Selebihnya, sebanyak 30 persen populasi di Jawa Timur berada di Kediri, yakni di Pare, Pucung, dan Wates. Adapun populasi ayam petelur di Pare keseluruhannya mencapai 5,5 - 6 juta, dan masing masing peternakan memiliki ternak di atas 10.000 - 15.000 ekor.

Peternakan di Pare memang didominasi oleh peternakan ayam petelur. Peternakan di daerah ini rata-rata memiliki relasi yang cukup luas, misalnya di Blitar dan Malang. Manajemen pemeliharaan ayam petelur di Pare umumnya bagus menurut standar pabrikan. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata peternakan sudah tertib memasukkan DOC. Kondisi pemeliharaan juga memenuhi atau sesuai dengan lokalitas kondisi daerah tempat kandang berdiri.

Pada masa pemeliharaan, peternak juga sudah disiplin dalam hal program pakan, vaksinasi, dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat dengan para peternak yang melakukan pencatatan secara efisien, ekonomis, dan relatif bagus. Hal ini pun ditunjukkan secara kuantitatif dengan data yang ada. Fase-fase pertumbuhan ayam di awal pemeliharaan, masa ayam remaja atau pullet, pre petelur dan petelur sudah bagus, ditunjukkan ketika pada masa petelur angka konversi pakan (FCR, Feed Conversion Rate) rata-rata 2,2, dengan puncak produksi, henday 90 persen, dan memiliki efisiensi pakan.

Program-program kesehatan yang dilakukan oleh peternakpun sudah cukup bagus. Hal ini diketahui berdasarkan keterangan dan pabrikan obat, yang menunjukkan kaidah penanganan kesehatan yang baik di peternakan di daerah ini. Sementara itu, dalam hubungan dengan sarana produksi peternakan berupa pakan ternak, urn umnya peternakan-peternakan tersebut berhubungan langsung dengan pabrik pakan. Alhasil dari semua nilai positif yang tercipta, Pare menjadi rujukan untuk harga ayam petelur.

Kalangan peternak dan kesehatan hewan menyambut hal positif mengenai bagusnya kondisi perunggasan di daerah ini. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya bisnis peternakan di Pare. Salah seorang peternak kemitraan dengan perusahaan integrasi juga melakukan bisnis perantara ayam, DOC, dan pakan. Dalam bisnis yang dijalankan oleh peternak kemitraan ini, rata-rata bisnis bibit seka rang menjadi satu paket dengan pakan, perbandingannya 1 ekor DOC untuk 3 kilogram pakan. Baik DOC maupun pakan sebagai sa rana produksi peternakan (sapronak) memang harus disediakan sebagai bentuk pelayanan demi terwujudnya produksi sampai panen. Hal ini dapat mewujudkan lancarnya bisnis ayam peternak sesuai mekanisme pasar.