Analisis Pengemukan Usaha Sapi Potong

Analisis usaha yang akan diulas berikut untuk memberi gambaran terkait program penggemukan sapi potong. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa layak usaha peternakan sapi potong dengan program penggemukan dilakukan.


Asumsi yang digunakan dalam analisis ini antara lain adalah :
  • Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
  • Sapi bakalan yang dipelihara ssejumlah 10 ekor sapi Peranakan Ongole (PO).
  • Harga sapi bakalan adalah Rp. 5.000.000,-/ekor.
  • Bobot badan awal sapi bakalan 250 kg/ekor.
Sapi dipelihara selama 3 bulan dengan Pertambahan Bobot Badan (PBB) sekitar 1 kg/ekor/hari, sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
  • PBB selama 3 bulan adalah 1 kg x 90 hari = 90 kg/ekor.
  • Bobot akhir sapi adalah 250 kg + 90 kg = 340 kg.
  • Bobot seluruh sapi adalah 340 kg x 10 ekor = 3.400 kg.
  • Hasil penjualan sapi adalah 3.400 kg x Rp. 60.000/kg bobot hidup sapi = Rp.204.000.000
Biaya produksi yang diperlukan dengan luas kandang 45 m2 adalah sebagai berikut:
  • Biaya pembuatan kandang adalah Rp 1.000.000/m2 x 45 m2 = 45.000.000
  • Penyusutan kandang 20% per tahun. Dengan demikian, penyusutan untuk satu periode ± 7%.
  • Gaji tenaga kerja 2 orang adalah Rp 1.500.000,- / bulan x 2 x 3 bulan = 9.000.000
  • Biaya listrik adalah Rp. 300.000
  • Biaya Peralatan adalah Rp 500.000,- / tahun.
  • Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 5.000 kg dengan harga Rp 300,- /kg.
Biaya pakan untuk satu periode adalah sebagai berikut :
  • Hijauan adalah 40 kg x 10 ekor x 90 hari x Rp. 500 = 18.000.000
  • Kosentrat adalah 3 kg x 10 ekor x 90 hari x Rp. 10.000 = 27.000.000
  • Suplemen pakan adalah 3 kg x 10 ekor x 90 hari x Rp. 2.000 = 5.400.000
Biaya vitamin B kompleks (1 kali pemberian selama periode pemeliharaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh) adalah Rp 50.000 untuk 10 ekor sapi.

Biaya obat cacingan (1 kali pemberian selama periode pemeliharaan sebagai upaya mencegah cacingan) adalah Rp 50.000 untuk 10 ekor sapi.

Total pendapatan adalah 45.000.000 + 9.000.000 + 300.000  + 500.000 + 18.000.000 + 27.000.000 + 5.400.000 + 50.000 + 50.000 = 105.300.000

Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan dibagi biaya, yaitu 204.000.000 : 105.300.000 = 1.94. Ini artinya dalam satu periode penggemukan, dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 194.

Selain itu, dari perhitungan di atas juga dapat diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu :

BEP harga 
= total biaya : berat sapi total 
= Rp 105.300.000 : 3.400 kg
= Rp 30.970/kg

BEP produksi
= Total biaya : harga jual sapi (per kg)
= Rp. 105.300.000 : Rp. 60.000
= 1.755 kg

Dari nilai BEP dapat disimpulkan bahwa usaha pengemukan sapi ini akan mencapai titik impas jika 10 ekor sapi mencapai bobot badan 1.775 kg atau harga jual Rp. 30.970/kg.

Kelayakan sebuah usaha peternakan harus dihitung secara cermat. Dengan demikian, potensi kerugian dalam program pengemukan sapi potong dapat di hindari. Namun demikian, ketika kita sudah dapat menghitung kelayakan usaha beternak sapi potong. selanjutnya kita harus cermat dan disiplin dalam menjalankan usaha ternak sapi potong dengan manajemen sebaik mungkin.