Nilai Ekonomi Kambing (Etawa dan Lokal)
Sebagal hewan ternak, kambing (dan juga domba) memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Peternakan kambing dalam usaha kecil dan besar
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan, peternak kecil
di pedesaan menjadikan ternak kambing sebagai tabungan hidup yang
dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak atau acara-acara besar. Sementara bagi peternak besar, usaha ternak kambing dan domba
dapat ditujukan untuk komersial dan dikembangkan lebih besar lagi.
Nilai ekonomi yang tinggi tentu berkaitan dengan manfaat dan
keunggulan kambing dibandingkan hewan ternak lain. Berikut ini beberapa keunggulan dari kambing:
- Lahan untuk memelihara ternak kambing tidak terlalu luas.
- Kambing mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan, sehingga mudah dikembangbiakkan di dataran tinggi, rendah, bahkan di daerah kering dengan sumber makanan kasar sekalipun.
- Mampu hidup berkoloni hingga memudahkan pemeliharaan dan pengawasan.
- Kandungan gizi pada daging kambing cukup tinggi.
- Memiliki daya reproduksi yang tinggi.
- Menghasilkan produk sampingan yang beragam, seperti bulu, tulang, dan kotoran
- Bulu dan kulitnya dapat diolah menjadi bahan baku industri.
- Dapat dipelihara di lahan sempit karena memiliki ukuran tubuh yang relatif Iebih kecil.
- Membutuhkan modal yang relatif lebih kecil.
- Dapat membuka lapangan kerja pada skala peternakan kecil dan industri.
Karena nilai ekonominya yang tinggi, tidak heran jika banyak
masyarakat tertarik untuk memeliharanya. Hal ini bisa diperhatikan
dan populasi ternak kambing di Indonesia yang terus meningkat dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistika (BPS), populasi ternak kambing di Indonesia pada tahun
2005 - 2010 adalah sebagai berikut:
Ternak
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
Kambing
|
13.409
|
13.790
|
14.470
|
15.147
|
15.815
|
16.821
|
Dan data tersebut, tampak bahwa dalam jangka waktu Iima tahun,
populasi kambing di Indonesia dapat bertambah hingga 3.412.000 ekor.
Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat untuk memelihara
ternak kambing terus meningkat.
Untuk kambing etawa, menurut laporan bangka.tribunnews.com,
kambing etawa merupakan jenis hewan ternak yang memiliki nilai
ekonomis, menghasilkan susu kambing untuk kebutuhan konsumsi
maupun bahan kosmetik, dan dibeli dengan harga hingga Rp20.000,00
per liter. Air seni maupun kotorannya juga memiliki nilai jual sekitar
Rp700,00 per liter, sedangkan kotorannya seharga Rp350,00 per kg
yang sering digunakan sebagai bahan dasar pupun organik. Tidak
hanya itu, harga jual kambing etawa bisa mencapai puluhan hingga
ratusan juta per ekor, apalagi jika kambing tersebut pernah menang
dalam sebuah kontes yang dilaksanakan di dalam maupun luar negeri.
Setiap kambing mampu menghasilkan susu sekitar tiga liter
per hari. Bila diasumsikan satu ekor kambing mampu memberikan
penghasilan 1,8 juta rupiah per bulan maka akan tercipta ekonomi
masyarakat mandiri. Belum lagi, jika susu tersebut dibuat dalam
bentuk kemasan atau dijadikan sebagal sabun kosmetik, mungkin ini
bisa menjadi oleh-oleh bagi para wisatawan.